Pesona bisnis budidaya ikan gurami tetap menggoda pengusaha perikanan.
Harganya yang stabil, peminatnya juga sangat banyak. Sehingga jumlah permintaan
di pasaran selalu saja tinggi. Menangkap potensi ini, Kuswanto Wijiadhi getol
mendalami dan membudidayakan gurami.
“Saya mencoba budidaya ikan gurami di setiap musim, dan
itu ternyata berhasil. Karena ikan ini sebenarnya rawan mati mengingat musim
yang tidak menentu,” kata Kuswanto.
Dari berbagai percobaan yang Kuswanto lakukan untuk bisa mengembangan budidaya gurami, pada akhirnya warga Karangnanas Purwokerto ini menemukan cara yang tepat untuk melakukan pembenihan hingga pembesaran. Bahkan budidaya miliknya terbilang berhasil terbukti dengan 97 persen ikan yang hidup dalam satu periode.
Biasanya petani ikan bisa merugi karena banyak benih ikan
yang mati. Setidaknya 50 persen yang hidup itu terbilang berhasil. Ia melakukan
pembenihan saat masih berwujud telur hingga yang sudah besar untuk diperjual
belikan. Bisnisnya ini sudah dipasarkan hingga ke luar kota. Yang paling jauh
sampai di Tulungagung.
Diceritakan, Kuswanto mengawali
pembenihan sejak tahun 2008 lalu. Dengan bermodal dua kolam di dekat rumahnya,
kini ia sudah bisa mengembangkan hingga memunyai tujuh kolam tanah dan delapan kolam terpal gurami.
Bahkan Kuswanto juga memunyai laboratorium sendiri di rumah untuk pembenihan.
Mengingat gurami tidaklah mudah untuk dibudidayakan namun sangat potensial
sebagai ladang berbisnis.
Banyak cara yang dilakukannya selama mengawali usaha ini.
Bahkan ikannya juga sering mati karena berada pada suhu yang tidak sesuai.
Setelah ia menemukan teknik tersendiri maka kendala ini bisa dicarikan
solusinya. Ia menerapkan teknologi rekayasa suhu sehingga pembenihan ikan tidak
mengenal musim.
Setelah usaha ini berkembang dan bisnisnya juga telah
mapan, Kuswanto ingin menularkan juga kepada masyarakat. Ia ingin memanfaatkan
lahan potensial yang ada di Karangnanas sehingga dapat mengantarkan desa ini
sebagai sentra budidaya gurami. Mengingat teori yang didapatnya ini tidak
dimiliki orang lain.
Untuk pemasaran, kata Kuswanto, melayani langsung di
rumahnya yang ada di Grumbul Wadasmalang RT 2/7 Desa Karangnanas. Di sini
pembeli bisa menyaksikan langsung proses pembenihannya di laboratorium dan di
kolamnya. Sedangkan yang sudah besar akan dibawa ke Desa Beji yang dikenal
dengan desa ikan.
Kuswanto mengatakan, demi mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat ia memberikan garansi apabila pembeli mendapatkan ikan yang tidak
sehat. “Kalau beli terus dibawa ke rumah dan sampai di rumah ternyata ikannya
nggleleng, kami siap mengganti berapa pun jumlahnya,” kata Kuswanto.
Untuk ikan yang masih dalam proses
pembenihan di jual mulai dari harga Rp 115 yang besarnya masih seperti ukuran
gabah. Sedangkan yang sudah besar kata dia bisa dijual dengan kiloan seperti
pasaran pada umumnya. (Sumber : Satelit News)
Artikel2 Good terkait ikan Gurami:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar